By: Drez semuth loofy
andreanif
Scene 1
Di ruang keluarga, seorang ibu nampak
bercengkrama dengan putrinya.
Nila
“
Nina sayang, kamu mau ibu ajarkan sebuah lagu?”
Nina
“
lagu apa bu?”
(Nila
mulai menyanyikan lagu)
Ku
buka album biru, penuh debu dan usang
Penuh
kupandangi semua gambaar diri
Kecil
bersih belum ternoda......
(diiringi
lagu bunda, Melly goeslow)
Scene 2
Di ruang keluarga boneka-boneka berserakan
dilantai, Ninal nampak bermain sendiri. Lalu muncullah wanita paruh baya dengan
dandanan ala wanita karir disusul laki-laki yang berjas.
Andi
“
apa yang kau lakukan? Kau ini seorang istri, apa pantas seorang istri jam
segini baru pulang?”
Nila
“
lalu apa yang harus aku lakukan mas? Apa karna aku ini seorang wanita, jadi aku
hanya layak di dapur? Aku bosan mas!aku juga ingin punya kehidupan, ingin punya
penghasilan layaknya wanita masa kini”
Andi
“
Apa?penghasilan kau bilang? Apa ga cukup uang yang kuberikan padamu?”
Nila
“
Ini bukan masalah uang mas, tapi kesetaraan gender! Wanita sekarang sudah
sederajat dengan pria”
Andi
“itu
lagi yang kau katakan!itu! itu! Dan selalu alasan klasik itu yang kau katakan!”
Nila
“
ini adalah keadilan Tuhan mas, apakah seorang wanita hanya dilahirkan hanya
inyuk ditindas dan laki-laki berhak untuk menindas? Jika itu adalah sebuah
takdir, maka alangkah kejamnya takdir ini?”
Andi
“
keadilan Tuhan kamu bilang? Seorang wanita bekerja keras kamu bilang adil?
Seorang wanita mengayuh becak kamu bilang adil. Seorang wanita diciptakan hanya
untuk menjadi seorang ratu, bukan pembantu! Itulah keadilan Tuhan!”
Nila
“
hah! Sudahlah mas, aku capek! Aku bosan bertengkar denganmu!” (pergi
meninggalkan panggiung)
Andi
“
Nila tunggu! Kalau suami sedanmg bicara itu dengarkan!” (teriak) “ Nila hey!
Mana tanggung jawabmu sebagai seorang ibu?” (menatap Nina yang sedang
menatapnya)
“
Nina sayang.... kamu kok belum tidur”
Nina
(
diam )
Lampu mati, pemain keluar panggung...
Scene 3
Di ruang yang sama, Nina nampak berbicara
sendiri. Kemudian Nila datang menyuruh Nina sarapan
Nila
“
sayang, sarapan yuk!!!”
Nina tak merespon, tapi malah bicara
sendiri
Nila
“sayang
kamu ngomong sama siapa sih?” (kaget)
Nina
“
sama awan putih bu.....” (jawabnya polos)
Nila
“awan
putih? Siapa dia?”
Nina
“ibu
ga liat? Ini awan putih”(menunjuk sesuatu yang kosong)
Nila
(tersenyum
getir)
“mas
Andi.....”(teriak)
Andi
(masuk)“ada
apa? Pagi-pagi mau ngajakin ribut!”
Nila
“liat
Nina mas dia bicara sendiri, dia bilang awan putih apalah, aku ga ngerti”
Andi
“ini
akibat dari keegoisanmu! Kamu ga punya waktu untuk Nina!kamu sibuk dengan
urusanmu sendiri!”(marah)
Nina
“jadi
kamu nyalahin aku mas? Lalu gimana demngan kamu? Apa kamu peduli dengan Nina?
Peduli dengan aku? Dari dulu yang kamu cintai hanya pekerjaan mas?” (menangis)
“bagimu pekerjaan adalah yang nomor satu,nomor dua dan tiga pun masih
pekerjaan, kamju ga pernah ada waktu untukku. Aku kesepian! Aku bosan!”
Andi
“cukup”(teriak)
“kamu pikir aku melakukan itu untuk siapa? Untuk kebahagiaanmu?untuk
kebahagiaan Nina!”
Nila
“tapi
apa aku bahagia? Pernahkah kau melihat guratan kebahagiaan di wajahku? Dan sekarang
anak kita seperti ini!”(teriak) ”apa menurutmu ini kebahagiaan?” (menangis)
Andi
“ah
sudahlah, aku sibuk!nanti sore kita bawa Nina ke psikiater?”
Nila
“
psikiater? Jadi menurutmu anak kita gila?” (menangis)
Andi
“aku
sudah terlambat! Kita bicarakan ini setelah aku pulang kantor!” (meninggalkan
panggung)
Nila
“
mas!!! Ga semudah itu mas!mas kita harus bicara!” (mengejar Andi)
Nina
“
kamu liat sendiri kan awan putih, ayah dan ibuku tiap hari ribut.... aku jadi
sedih”
“andai
saja aku bisa pergi jauh..... jauh sekali......” (berdiri)
“gerbang
dengan kedua sayap yang indah” (mengepakan tangan) “ apakah itu mungkin?”
“kamu
mau kemana?”
“Awan
putih jangn pergi...... jangan tinggalkan aku, aku mau ikut denganmu”
“awan
putih” (tersungkur) ” jangan tinggalkan aku”(pinsan)
Masuklah Andi dan Nila yang masih ribut
Andi+ Nila
“Nina”(
teriak ketika melihat anaknya pinsan)
Nila
“
Nina sayang.... kamu kenapa nak?”
Andi
(mendorong
Nila) “ jangan sentuh Nina, sampai kapanpun aku takan membiarkanmu menyentuhny!
Aku akan membawanya keluar negri! Dan sampai kapanpun aku takan memaafkanmun
jika terjadi apa-apa dengan Nina!”(pergi membawa Nina keluar panggung)
Nila
“mas
tunggu! Jangan pisahkan aku dengan anakku! Aku tak bisa hidup tanpanya mas....”
(menangis tersungkur)
Scene 4
Seorang dokter muda dan suster berjalan menyusuri lorong rumah
sakit
Nina
bobo oh Nina bobo kalo tida bobo digigit nyamuk
(
tyerdengar suara nyanyian, dokter muda itu melihat kearah ibu yang duduk
memeluk bantal)
Nina
bobo oh nona bobo kalo tidak bobo digigit nyamuk
Dokter
“siapa
dia sus?”
Suster
“oh,
itu bu Nila. Kasian dia, hidupnya hancur setelah suaminya membawa putrinya
pergi keluar negri. Kami menemukannya dalam keadaan terluka parah dijalan,
sepertinya dia berusaha bunuh diri”
Dokter
“gimana
kondisinya sekarang sus?”
Suster
“luka
di fisiknya bisa disembuhkan, tapi tidak dengan luka hatinya”
Dokter
(mendekati
Nila) “ bisa tinggalkan kami sus?”
Suster keluar panggung
Dokter
“ibu....”
(menangis)” ibu masih ingat Nina?”
(Nila
tetap memeluk bantal, sambil menyanyikan lagu Nina bobo dengan pandangan
kosong)
“ibu...
ini Nina bu...., ini Nina..... anak ibu, anak yang ibu rindukan!”
(dokter
memeluk Nila, sambil bernyanyi)
Kubuka
alabum biru, penuh debu dan usang
Kupandangi
semua gambar diri
Kecil
bersih belum ternoda