BIDANG PTKP
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Islamic Association Of University
Students
KOMISARIAT TARBIYAH WALISONGO SEMARANG
Office : Graha Bina Insani Lt. 2
Jl. Ringinsari II/06 Ngaliyan Semarang
TERM OF REFERENCE (TOR)
DISKUSI EKSTERNAL DAN LINTAS OKP DI LINGKUNGAN IAIN WALISONGO SEMARANG
YANG DISELENGGARAKAN
OLEH HMI KOMISARIAT TARBIYAH
“POLEMIK KENAIKAN HARGA BBM”
(DALAM HEGEMONI, KAPITALISME, ELITIS POLITIK SERTA
MAHASISWA SEBAGAI AGEN OF CONTROL SOSIAL)
A. Latar belakang
Ketika berbicara tentang demokrasi, sering kali kita terbentur pada
kenyataan di lapangan. Mengapa setelah melaksanakan demokrasi prosedural,
kondisi Indonesia tak kunjung sembuh?
Ini adalah pertanyaan penting ketika mendengar pujian yang dilontarkan seiring berjalannya praktek pemerintahan di
era SBY. Kiranya sudah banyak sekali
diskusi diadakan utuk mencari
jawaban. Maka pertanyaan-pertanyaan penting ini butuh segera jawabannya di saat
kita ada pada kegembiraan merayakan pesta “DEMOKRASI” di Indonesia yang banyak
mendapat capaian-capaian dahsyat, disamping itu juga pencapaian yang memalukan.
Melihat itu, pemerintah umumnya cenderung menutupi
segala problematika baik intern maupun ekstern tentang bagaimana sistematika
kebijakan yang ada. Meraka yang dulunya menggembor-gemborkan demokrasi, namun apakah arti dari demokrasi itu. Benarkah dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat, atau sudah mengalami distorsi orientasi menjadi dari rakyat, oleh golongan dan untuk pribadi.
Ini yang sedang kami pertanyakan bagi negeri kami. Kemanakah pertanyaan itu
harus kami lontarkan, ketika elitis politik kita sibuk berlomba-lomba mencari muka
di paripurna bak remaja yang sibuk mencari perhatia dalam ajang pencarian
bakat. Dan isu kenaikan BBM pada
akhirnya menimbulkan drama politik cari muka para elit politik bangsa ini.
Isu kenaikan BBM yang direncanakan pemerintah pada
tanggal 1 april yang lalu telah menimbulkan ketegangan dan kepanikan
masyarakat. Demo secara sporadis dilakukan di seluruh bagian Indonesia sebagai
respon masyarakat atas rencana pemerintah tersebut. Drama kenaikan politik
kenaikan harga BBM ini akhirnya berakhir lewat panggung rapat paripurna.
Sebagaimana diketahui sehubungan keputusan sidang paripurna DPR RI yang intinya
BBM batal naik melainkan hanya dimungkinkan apabila fluktuasi harga 15 persen
rata-rata dalam enam bulan. Hasil rapat paripurna tersebut ternyata mampu meredam
gejolak yang ada, namun terkait opsi pasal 7 ayat 6a yang menyatakan harga BBm
bisa dinaikan kalau harga minyak mentah dunia mencapai 15% dalam rentang 6
bulan. Pasal 7 ayat 6a memang menandakan harga BBm tidak naik per tanggal 1
april, tetapi tidakkah opsi ini memberikan celah untuk pemerintah menaikan
harga BBM? Memang sampai saat ini hasil sidang paripurna masih menjadi sebuah
teka-teki. Disatu sisi pemerintah yang mengasnamakan rakyat dan keselamatan
APBN (yang katanya membengkak 30 Triliun) bersikukuh akan menaikan harga BBM,
sedangkan disisi lain pihak opsisi akan melakukan penolakan kenaikan harga BBM
yang juga menagtasnamakan rakyat. Keduanya memiliki tujuan yang sama, demi
kepentingan rakyat. Namun agaknya bertolak belakang dengan keadaan dilapangan.
Kata kunci pergolakan kepentingan di DPR adalah
partai mana yang berjuang membela kepentingan rakyat banyak? Yang menolak
kenaikan BBM? Yang hanya main aman? Yang bimbang ikut sana-sini? Yang bingung?
Yang membuat rakyat semakin sengsara dengan setuju adanya kenaikan BBM? Dan
dari hasil fiting sungguh ironis dan teramat memprihatinkan, partai yang membela
kepentingan rakyat banyak kalah suara. Bahkan partai yang digadang akan menjadi
garda terdepan penolakan BBM berlomba-lomba walk out. Lalu untuk apa suara
mereka? Mungkinkah para elitis negeri ini hanya menjadikan nasib rakyat sebagai
lelucon belaka?
Telah banyak sekali argumen dan silanhg pendapat
akan rencana pemerintah tersebut di tengah kesenjangan hak politik dan ekonomi
rakyat yang memprihatinkan. Drama politik saat ini merupakan realitas nyata
akan sebuah pemerintahan yang bobrok. Realitas politik bvangsa kita
mencerminkan perang kepentingan dan perang politik dalam isu yang sangat rentan
menipu serta menyesatkan rakyat berkat kelihaian aktor politik yang memainkan
perannya dengan sangat sempurna. Ibarat
panggung teater, panggung depan selalu berbeda dengan panggung belakang.
Panggung depan sebagai realitas semu dan penh kepura-puraa sementara panggung
belakang adalah keaslian, hakikat tanpa manipulatif. Konteks
drama politik kenaikan BBM, terlihat dalam rapat paripurna dan aksen yang
ditampilkan partai politik atau elit penguasa. Elit penguasa melakonkan
karakter lihai dan cerdas dalam memancing opini publik; menampilkan kesan
komunikatif, terlihat sensitif sosial, tetapi realitas yang sebenarnya adalah
menggerakkan opini publik, menyeret keberpihakan rakyat kecil demi tujuan
jangka panjang.
Karena
Bagaimana pun harga BBM, nafas rakyat,tidak bisa seenaknya dinaikkan sementara
pemerintah tak pernah berpikir visioner menciptakan sumber energi alternatif
dan menyelamatkan cadangan energi kita selama 14 tahun terakhir ini. Lalu para
mafia minyak, koruptor di partai, birokrat, yang memakan anggaran kesejahteraan
rakyat dibiarkan begitu saja. Rakyat tidak bodoh,rakyat tahu bahwa
Kecenderungan yang terlihat dari keinginan penaikan BBM semata-mata karena ketidakmampuan
pemerintah keluar dari jebakan intervensi kapitalis asing yang ingin menghapus
subsidi dan membiarkan harga BBM berjalan sesuai harga pasar.Untuk itu ditengah
Perang politik dan kepentingan dalam arena kenaikan harga BBM menjadi bahan
renungan kita sebagai warga Negara bangsa ini untuk menumbuhkan kritisisme
sosial dan politik di tengah politik transaksional. Tidak cukup memberikan
penilaian dan penjelasan sebatas apa yang terlihat, karena di balik panggung
drama kenaikan BBM, ada investasi politik jangka panjang yang sedang di-design
para elit politik kita.
Kita harus berfikir kritis. Karena se-awam apapun
kita, bila mnyangkut kehidupan kita di masa depan dipertahankan, kita harus
mulai bisa mencerna dengan baik. Kenapa tiba-tiba harga BBM tidak jadi
dinaikan? Benarkah penundaan kenaikan harga BBM ini benar-benar berorientasi
pada kepentingan rakyat? Atau hanya permainan politik yang ada untuk merenmgkuh
kemenangan pada pemilu mendatang? Apa sebenarnya arti dibalik polemik BBM ini?
Berangkat
dari keperihatinan ini maka bidang PTKP HMI Komisariat Tarbiyah ingin
memberikan sumbangsi melalui kegiatan Diskusi eksternal
dan lintas OKP di Lingkungan IAIN Walisongo Semarang. Dalam rangka menformat kembali demokrasi yang
ideal yang mampu memberikan kenyamanan bagi setiap elemen masyarakat yang
tidak hanya bagi kepentingan masing-masing golongan sebagai arah perjuangan mahasiswa sebagai agen control social dan agen
perubahan. Dengan tema “POLEMIK KENAIKAN HARGA BBM”.
B. Tema
Dalam acara diskusi ini kami mengambil
tema ” Polemik Kenaikan Harga BBM”
C. Maksud dan Tujuan
- Merefleksikan status mahasiswa sebagai agen control social dan agen perubahan.
- Memformat kembali demokrasi yang ideal yang jauh dari kepentingan pribadi/ golongan.
- Menelaah kondisi Indonesia.
- Membangun soliditas antar OKP di lingkungan IAIN Walisongo Semarang.
- Mempererat hubungan silaturahmi antar OKP.
D. Out put / Manfaat Kegiatan
- Terefleksikannya status sebagai agen control social dan agen perubahan dalam diri mahasiswa.
- Terwujudnya demokrasi yang ideal bagi setiap elemen masyarakat.
- Mengetahui bagaimana kondisi OKP di lingkungan IAIN Walisongo Semarang.
- Terbangunnya soliditas antar OKP di lingkungan Walisongo Semarang.
E. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 18 april 2012
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Graha Bina Insani lt.II Jl.
Ringinsari II/06 Ngalian Semarang
F. Penyelenggara
Kegiatan
ini diselenggarakan oleh bidang PTKP HMI Komisariat Tarbiyah
G. Bentuk Kegiatan
Kegiatan berbentuk
Diskusi Interaktif antara pembicara dan peserta.
H. Sasaran Kegiatan
Kader OKP di lingkungan IAIN Walisongo Semarang.
I. Peserta, Pembicara, Moderator.
a.
Peserta. Peserta Diskusi adalah seluruh kader HMI di lingkungan Korkom
Walisongo Semarang.
b.
Pembicara.
Pembicara diskusi yaitu:
1.
Ketua Umum
HMI Kom. Tarbiyah, M. Chaezam
2.
Ketua Umum PMII
Rayon Tarbiyah, M. Busro Asmuni
3.
Formatur
CDIS,
4.
Direktur
srikandi, Malikhah
c.
Moderator : M. Nur Fadli
J. Artikel
Pembicara membuat artikel yang relevan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1.
Tema artikel dibagi menjadi 4, yaitu:
1)
HMI Kom. Tarbiyah “Polemik kenaikan harga BBM, ditinjau dari segi Kapitalisme.”
2)
PMII rayon Tarbiyah “Polemik kenaikan harga BBM, ditinjau dari segi Hegemoni”
3)
CDIS “Polemik kenaikan harga BBM, ditinjau dari segi Elitis Politik”
4)
Srikandi “Polemik kenaikan harga BBM, ditinjau dari segi Mahasiswa
Sebagai Agen Kontrol Sosial”
2.
Diketik rapi minimal 2 halaman kertas A4, 1,5 spasi, dikumpulkan hari
selasa dalam bentuk softfile.
K. Penutup
Demikian term of
reference ini kami buat sebagai acuan kegiatan yang dimaksud.
CP: Dewi
muliana (085641243357)
0 komentar:
Posting Komentar